Kemenangan Tenang di Kekacauan

Saya tidak bermaksud menjadi master meja mahjong. Saya datang sebagai pengamat sunyi—insinyur perangkat lunak di siang, penenung mitos di malam—tertarik oleh irama ubin yang bergeser seperti runa kuno di papan berlapis.

Pertama, saya salah mengira kebetulan sebagai takdir. Saya mengejar tangan sempurna, menghitung kemenangan seperti koin emas yang tersebar di fajar. Tapi permainan sejati? Ia hidup dalam jeda antar giliran.

Saya menemukan tiga kebenaran suci:

1. Kemenangan tertinggi bukanlah jackpot—tapi napas tenang setelah tiga puluh menit ketenangan.
2. Putaran bonus bukan hadiah—tapi gema sukacita komunitas saat orang asing berbagi tangkapan dengan senyuman di balik air mata.
3. Kuasa sejati bukan pada taruhan tinggi—tapi dalam memilih saat melipat, bukan saat bertarung.

Saya berhenti melihat mahjong sebagai kasino. Ia menjadi kuilku: sebuah altar tempat setiap ubin berbisik pertanyaan—’Apa yang Anda menangkan ketika tak ada yang mengawasi?’

Di gang-gang Shanghai atau sofa saya di tengah malam, saya bermain bukan untuk harta—tapi untuk cahaya.

Naga Emas tidak mengaum bagi mereka yang berteriak mencari kekayaan. Ia bernyanyi—for mereka yang mendengarkan.

Gabunglah bersama saya dalam Lingkaran Emas. Berbagilah tangan terakhirmu—bukan sebagai bukti keterampilan—but sebagai puisi.